Kisah Inspiratif Nuraini, Mahasiswi & Atlet Pencak Silat Sulsel yang Kerja Angkat Semen
Mungkin, ada yang beda dari masa-masa kuliah Nuraini, mahasiswi asal Pinrang, Sulawesi Selatan, dibanding sebagian besar mahasiswa lain yang seangkatan dengannya. Perempuan 21 tahun itu rela membagi waktunya untuk kuliah, latihan pencak silat, dan membantu perekonomian keluarganya dengan menjadi kuli angkut semen.
Kepada HaiBunda, Nuraini menuturkan kisah perjuangannya demi membahagiakan kedua orang tua dan adik-adiknya. Aini, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa awalnya ia mulai bekerja menjadi kuli angkut semen itu sejak duduk di bangku SMP. Hal ini bermula dari rasa penasaran Aini pada pekerjaan kedua orang tuanya, Bunda.
"Saya dari kecil sering lihat orang tua saya pulang larut malam atau pun pagi bahkan tidak pulang di situ saya sering bertanya-tanya. Orang tua saya kerja apa? Kenapa pulang nya tidak pernah menentu," ujarnya lewat pesan singkat kepada HaiBunda, Minggu (30/1/2022).
Aini yang kini tercatat sebagai mahasiswi Universitas Negeri Makassar itu tergerak hatinya ketika mengetahui bahwa kedua orang tuanya bekerja angkut semen. Saat itu pula, Aini selalu minta izin ikut dengan orang tuanya, untuk melihat mereka kerja.
"Di situ, saya tahu ternyata Mama dan Bapak ku kerjanya angkat semen. Pada saat itu saya ikut belajar angkat semen juga dan ternyata berat sekali," kenang Aini.
Nuraini mengungkap saat pertama kali meminta untuk bekerja angkat semen, orang tuanya tak memberikan izin. Ia juga bercerita penghasilannya dari bekerja menjadi kuli angkut semen.
KERJA JADI KULI ANGKUT SEMEN
Nuraini mengungkap saat pertama kali meminta untuk bekerja angkat semen, orang tuanya tak memberikan izin. Namun, ia dan adik-adiknya tetap membantu lantaran tak tega melihat ibunda pernah punya riwayat kaki patah akibat tertimpa karung semen, Bun.
"Makanya saya dan adik-adik saya semakin semangat lagi kerja karena kalau bukan saya dan adik-adik yang bantu orang tua saya siapa lagi dan kalau kita tidak kerja bagaimana kita makan dan adik-adik saya juga sekolah," tutur mahasiswi pendidikan jasmani, kesehatan, dan rekreasi itu.
Akhirnya, dari situ lah, Aini belajar bahwa betapa susahnya mencari uang. Sampai sekarang, ketika merasa lelah karena bekerja, ia pun selalu melihat orang tuanya. Aini tanamkan dalam diri sendiri bahwa lelah yang ia rasakan tidak akan sebanding dengan lelah orang tuanya rasakan.
Nuraini juga menceritakan penghasilan yang ia dapat dari pekerjaannya sebagai kuli angkut. Penghasilan yang Aini dapat dihitung dari berapa jumlah semen dikali Rp600. Sekali bekerja, ia dan keluarganya bisa mengangkut 850 semen.
"Penghasilannya kita hitung satu 1 semen dan satu semen itu gaji nya 600 rupiah dan yang kita angkat itu 850 semen jadi totalnya Rp400 ribu," tutur Aini.
"Itupun tidak menentu kapan lagi ada kerja. Hari ini kerja, besok tidak lagi. Kadang juga 1 minggu tidak ada panggilan kerja angkat semen. Jadi kita kerjanya tidak menentu. Kadang ada, kadang tidak ada."
Untuk penghasilannya, Aini mengaku, ibundanya lah yang memegang uangnya dan membelanjakan makanan, serta bekal adik-adiknya pergi sekolah.
Saat ceritanya viral di media sosial, teman-teman kuliah Aini terkejut dan tak menyangka. Di kesempatan yang sama, Aini juga menceritakan sedikit tentang dirinya menjadi atlet pencak silat.
SISI LAIN AINI YANG TAK BANYAK ORANG TAHU
Aini sengaja tak menceritakan perjuangannya itu dengan teman-temannya. Jadi saat ceritanya viral di media sosial, teman-teman kuliah Aini terkejut dan tak menyangka.
Banyak yang tak tahu kalau ia bekerja sampingan sebagai kuli angkut semen. Bahkan, ada juga yang masih tak percaya bahwa Aini bekerja sebagai kuli angkut.
"Reaksi teman kuliahku kaget karena banyak temanku tidak tahu bahwa saya kerja angkat semen jadi semenjak viral baru tau kalau saya kerja angkat semen dan ada yang percaya dan ada juga yang belum percaya bahwa itu kerjaan ku," tuturnya.
Anak sulung dari lima bersaudara itu mengaku bahwa semenjak kuliah, ia belajar mengatur waktu dengan baik. Di saat waktu kuliah, ia kuliah dan sambil latihan silat juga. Kemudian saat libur kuliah, Jumat, Sabtu, dan Minggu, ia pulang kampung bantu orang tuanya untuk kerja angkat semen lagi.
Di kesempatan yang sama, Aini juga menceritakan sedikit tentang dirinya menjadi atlet pencak silat. Ia juga menorehkan sejumlah prestasi, lho!
"Saya atlet pencak silat perguruan tapak suci putra Muhammadiyah saya mulai ikut silat dari kelas 6 SD. Prestasi saya dalam lomba itu pernah ikut Porda Pinrang dan baru-baru ini ikut Praprov juga," ungkapnya.
Saat ceritanya viral, nama Nuraini pun ikut terangkat. Media sosialnya kini sudah memiliki belasan ribu di Instagram, sementara ratusan ribu di TikTok. Aini bersyukur mendapat beberapa endorsement. Walau demikian, Aini tetaplah Aini yang dulu, yang membantu kedua orang tuanya kerja angkat semen, Bunda.
"Sampai saat ini aku masih tetap kerja angkat semen juga, kalau ada waktu kosong baru endorse itu pun kalau ada yang endorse juga sih, hehe," ujarnya.
Ke depannya, Aini berharap bahwa ia bisa membahagiakan kedua orang tuanya. Ia juga berharap dalam waktu dekat bisa membuat usaha agar orang tuanya tidak kerja angkat semen lagi.
"Cita-cita saya itu jadi guru dan semoga cepat dapat pekerjaan yang layak dan adik-adik saya juga bercita-cita jadi tentara dan semoga bisa terwujudkan, amin," ujarnya.
"Pesan saya, jangan pernah malu dan jangan pernah gengsi, ingat ada masa depan yang harus diraih dan ada org tua yang harus kita bahagiakan," tuturnya.